Beranda BERANDA Dakwah Tanpa Ceramah

Dakwah Tanpa Ceramah

26
0

Suatu jamaah diantar ke suatu rumah di Pakistan maka dihidangkan kepadanya air yang rasanya asin. Karena jamaah berniat dakwah maka Amir (sebutan untuk pemimpin jamaah) mengatakan, “Habiskan air asin tadi”.

Setelah jamaah pulang, isteri pemilik rumah terlihat pucat. Suaminya bertanya, “ada apa?” Isterinya berkata, ”Aku salah memasukkan gula ternyata aku memasukkan garam ke air minum mereka, bagaimana keadaan mereka?”

Suaminya berkata.”Tidak masalah, mereka biasa saja bahkan tampak senang.” Isterinya berkata, ”kalau begitu bapak harus ikut mereka karena mereka bukan orang biasa tetapi seperti malaikat yang berjalan-jalan di bumi.”

🌿 Hikmah Kisah:

1. Sabar dan akhlak mulia adalah ciri orang yang berdakwah dengan hati.

Para jamaah tidak mempermalukan tuan rumah, meskipun mereka tahu airnya asin. Mereka tetap bersikap sopan, sabar, dan menghargai, karena dakwah bukan hanya melalui kata, tapi juga dengan akhlak.

2. Kesalahan kecil bisa menjadi pintu hidayah.

Kekhilafan sang istri justru membuatnya tersentuh dan melihat kemuliaan para tamu. Dari situ, hatinya terbuka untuk melihat bahwa dakwah itu membawa kedamaian, bukan tuntutan.

3. Kesederhanaan dan keikhlasan lebih kuat dari ceramah.

Reaksi jamaah yang tidak mengeluh tapi tetap tersenyum telah menjadi bentuk dakwah yang lembut dan menyentuh. Inilah contoh nyata bahwa akhlak bisa mengalahkan retorika.

4. Orang yang berdakwah seharusnya membawa kedamaian, bukan tekanan.

Kisah ini menunjukkan bagaimana dakwah bisa menyejukkan dan tidak menyulitkan orang lain, hingga kehadirannya pun dirindukan.

LIHAT JUGA :  Ustadz Ebiet Law Jamu Buka Puasa Bersama 400 Warga Tanah Abang Jakarta
Artikel sebelumyaPerang Jamal: Ketegangan Politik yang Memecah Umat Islam
Artikel berikutnyaDi Balik Pakaian Mewah Cucu Nabi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here